Sponsor

Info Desa

Riset, Teknologi, Dan Pengabdian Masyarakat Jadi Kunci Program Pembangunan Desa



SLEMAN – Perguruan tinggi diyakini bisa merumuskan langkah-langkah cocok untuk acara pembangunan desa. Dilandasi asas Tri Darma Perguruan Tinggi, pemikiran serta karya intelektual berperan penting dalam pembangunan desa. Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, serta Transmigrasi (Kemendesa PDTT), Anwar Sanusi, ketika membuka Focus Group Discussion (FGD) Forum Perguruan Tinggi untuk Desa (Pertides), di Pusat Inovasi Agro Teknologi Universitas Gadjah Mada (PIAT UGM), Sleman, Yogyakarta, Kamis (10/11).

“Riset, teknologi, serta Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan kunci untuk menentukan acara yg cocok untuk pembangunan desa. Hal itu bisa menjadi instrumen untuk memetakan persoalan-persoalan di desa. Kami meyakini perguruan tinggi mempunyai kompetensi untuk duduk bersama memetakan faktor itu,” ujarnya.

Anwar menambahkan, riset serta teknologi yg dihasilkan oleh perguruan tinggi bisa dikolaborasikan dengan acara dari Kemendesa PDTT. Penerapan teknologi cocok guna wajib berdampak untuk kesejahteraan masyarakat desa. Selain itu, acara KKN Tematik yg dinilai sebagai inovasi pendidikan juga diinginkan bisa mendorong mahasiswa memahami konsep pembangunan desa. Mahasiswa bisa mendengar eksklusif tekad masyarakat desa. “Melalui tiga faktor tersebut, pemerintah bisa memilih serta memilah kebijakan serta kebutuhan yg sesuai untuk pemberdayaan masyarakat desa,” lanjutnya.

Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Dwikorita Karnawati mengatakan, sebagai perguruan tinggi yg memelopori acara KKN, UGM ketika ini telah mempunyai 11 titik kampus satelit untuk mendukung pengembangan desa berbasis riset serta teknologi. Ia menambahkan, usaha yg wajib dipikul serta dihadapi bersama merupakan pengentasan kemiskinan di desa-desa.

“Kami menyebarkan technopark yg lokasinya dekat dengan desa-desa. Kampus di Bulaksumur merupakan pusatnya. Lokasi lainnya diantaranya tersedia di Technopark Berbah, Technopark Nglanggeran, Geomaritime Science Park Parangtritis, serta Wanagama Forest,” ucap perempuan yg juga merupakan ahli geologi ini.

Sementara itu, Ketua Forum Pertides, Kadarsyah Suryadi, mengatakan, tersedia tiga faktor mutlak dalam FGD ini. Pertama, inisiasi untuk merumuskan grand design mendukung program-program pembangunan desa. Kedua, komitmen untuk membina tiga hingga lima desa yg bisa berlangsung sesuai acara Kemendesa PDTT. Ketiga, monitoring serta evaluasi di desa-desa binaan yg berlangsung dengan cara periodik pada 2017 mendatang.

“Saya terus optimistis bahwa perguruan tinggi telah siap berkontribusi nyata untuk membangun desa. Perguruan Tinggi diinginkan bisa membikin suatu grand design pembangunan desa. Tujuannya yakni dalam grand design tersebut ada suatu haluan besar pembangunan perdesaan supaya acara di desa berlangsung sistematik serta cocok guna,” ucap Kadarsyah yg merupakan Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB).

Diskusi ini merupakan seri ketiga FGD Forum Pertides dengan topik mutlak Penelitian, Pengabdian terhadap Masyarakat, serta KKN. FGD pleno rencananya akan dilaksanakan di Jakarta pada Desember mendatang. Dua FGD sebelumnya telah dilaksanakan di UPN Veteran Jawa Timur pada Agustus lalu serta Universitas Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara, pada Oktober lalu.



Sleman, 10 November 2016



Biro Humas serta Kerjasama

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, serta Transmigrasi

Fajar Tri Suprapto

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Riset, Teknologi, Dan Pengabdian Masyarakat Jadi Kunci Program Pembangunan Desa"

Post a Comment